- Kepala Kantor Kemenag Depok Kukuhkan Pengurus BKM tingkat Kecamatan
- Kemenag Depok Ngopi Bareng Anggota DPR RI Komisis VIII
- Peringatan HUT Ke-78 RI Tingkat Kemenag Depok Pegawai Terima Satyalancana Karya Satya 10, 20 dan 30
- Tiga Puluh Satu PPPK Kemenag Depok Di Lantik
- Kepala KUA Bojongsari Kota Depok Di Lantik
- Kakankemenag Depok Serahkan Piala Dan Penghargaan Untuk Siswa Siswi Juara KSM Tingkat Kota Depok
- Sosialisasi Dan Launching Kampung Moderasi Beragama Di Kota Depok
- Kolaborasi Antara Pemkot, PPIH Depok, Aparat TNI, POLRI, Satpol PP, KBIHU Membantu Pemulangan Haji
- Jemaah Haji Kloter 31 JKS Tiba Kembali Di Kota Depok
- Seluruh Peserta KSM Tingkat Kota Depok adalah Para Juara
Dirjen: Anak Adalah Bagian Penting dari Generasi Gereja ke Depannya.
Keterangan Gambar : Narasumber dan Peserta kegiatan Sosialisasi tentang Gereja Ramah Anak (GRA)
Bekasi, (DBK) -- Subdit Pemberdayaan Umat dan Pengembangan budaya (PUPB) Ditjen Bimas Kristen menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi tentang Pedoman Gereja Ramah Anak (GRA) pada 29 s.d 30 Nov 2021. Kegiatan yang dilakukan secara luring dan daring ini dihadiri oleh pendeta perwakilan masing-masing sinode gereja dan para Kabid/Pembimas Kristen di seluruh Indonesia.
Dalam sambutan yang disampaikan secara daring, Dirjen Bimas Kristen, Prof. DR. Thomas Pentury, M.Si menuturkan bahwa ungkapan syukur adalah cara kita bergereja dan cara kita menyatakan iman percaya kita kepada Yesus Kristus yang kita imani.
“Dengan bersyukur untuk segala hal, kita semua diberi hikmat dan pengertian untuk melihat tanggung jawab pembinaan umat secara keseluruhan dan lebih spesifik adalah pembinaan anak.”
Baca Lainnya :
- Kinerja menjadi Indikator Penting dalam Evaluasi Program dan Anggaran0
- Dirjen Hadir pada Peletakkan Batu Pertama GKI Pengadilan di Cilendek Barat0
- Tanggul Pembatas Pantai Sisi Selatan Pulau Kelapa Dipercantik0
- Sebagian Jakarta Diprediksi Diguyur Hujan Ringan Siang Ini0
- Hadiri Acara Sekber Wartawan, Ini Pesan Kepala Diskominfo0
“Gereja harus menjadi tempat bagi anak dalam seluruh proses pertumbuhan yang akan dilakukan,” terang Dirjen.
“Dalam Matius 19:14, Yesus mengajak semua orang untuk memberi perhatian sungguh-sungguh kepada anak dan memberikan mereka kesempatan untuk berjumpa dengan Yesus. Artinya bahwa gereja sebagai sebuah lembaga maupun bagian dari persekutuan orang-orang percaya harus menempatkan umatnya, dalam hal ini anak sebagai bagian penting dari seluruh proses pembinaan jemaat secara keseluruhan,” kata Dirjen.
Lebih lanjut Dirjen katakan, gereja harus menjadi tempat yang ramah bagi anak. Tapi pertanyaannya adalah apakah selama ini gereja belum ramah terhadap anak dalam seluruh proses pembentukan jemaat dalam perspektif anak?
Ada 7 indikator gereja yang harus ramah anak: 1. Harus ada kebijakan Perlindungan Anak (KPA) secara sinodal; 2. Dilakukan pendataan berdasarkan jenis kelamin dan usia anak serta akta kelahiran untuk setiap anak; 3. Harus tersedia anggaran khusus untuk pembinaan anak minimal 20%; 4. Adanya forum anak di gereja yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Tentu saja ada orang dewasa yang menjadi perpanjangan lidah mereka; 5. Tersedianya pengasuhan anak yang holistik; 6. Adanya sistem perlindungan anak berbasiskan gereja dan adanya sumber daya dalam gereja yang mempunyai kapasitas untuk mendampingi anak yang berhadapan dengan hukum; 7. Tersedianya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang terintegrasi dengan Sekolah Minggu.
“Anak adalah bagian penting dari generasi gereja ke depannya. Posisi anak seperti anak panah di tangan pahlawan (Mzr. 127:4). Sedangkan posisi gereja adalah tempat dimana anak akan tumbuh dan berkembang,” terang Dirjen.
“Gereja harus seperti busur yang memiliki kelenturan tetapi juga memiliki kekuatan sehingga mampu melepaskan anak panahnya tepat sasaran dan tepat waktu. Jika busur itu lemah, anak panah akan patah dan gereja serta umat tidak bisa tumbuh dengan baik untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan dinamika kemasyarakatan,” ungkapnya.
Dirjen juga menegaskan bahwa di dalam gereja harus tersedia kelompok-kelompok yang dibentuk untuk mengakomodasi kepentingan anak, tidak hanya dalam kondisi normal tetapi juga saat anak dalam kondisi terkena kasus, harus bisa dilindungi oleh gereja.
“Mudah-mudahan gereja kita, dimana tempat kita semua bertumbuh, harus menjadi tempat yang ramah bagi anak sehingga gereja menjadi wadah untuk anak-anak bertumbuh dan menjadi besar,” tutup Dirjen.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : -
Penulis : Gloria de Fretes
Editor : Harryson Eddy
Fotografer : Joseph Tanjung
